08.18 | Posted in , , ,
Tawakkal kepada Allah merupakan senjata jiwa yang dapat memberikan kekuatan pada yang lemah dan memperbanyak yang sedikit. Inilah senjata yang digunakan para Rasul Allah dalam menghadapi kaum pendurhaka. Keganasan dan penyiksaan thagut-thagut itu tak sedikitpun membuat mereka gentar dan goyang.

Bahkan mereka berucap:
"Mengapa kami tidak bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjuk jalan kepada kami, dan kami akan sungguh-sungguh bersabar atas siksaan-siksaan yang kamu lakukan terhadap kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal dan berserah diri".
(QS Ibrahim:12).

Perngertian tawakkal kepada Allah adalah menjadikan Allah sebagai pelindung (wakil), menyerahkan urusan kepadaNya, dan menjadikanNya sebagai tumpuan dan harapan. Sebagaimana tertera dalam firman Allah: "Dialah Robb masyrik dan maghrib, tiada Tuhan melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung". (QS Al-Muzzammil:8).

Namun, tawakal ini lahir setelah kita menyiapkan seluruh keperluan, menempuh berbagai langkah, bersikap waspada dan mawas diri ke depan. Kemudian pasrah dan yakin bahwa Allah tidak akan membiarkan kita. Makna tawakkal bukan berarti membuang dan mengabaikan usaha,
menanti hasil tanpa menanam, atau tumbuhnya tanaman tanpa diusahan. Makna tawakkal yang sesungguhnya, apa yang dipraktikan oleh NAbi SAW dan Rasul-rasul sebelumnya adalah mengupayakan segala kemungkinan, dan menyerahkan hasil kepada Allah dan dibarengi oleh rasa percaya akan janjiNya dan yakin akan bantuanNya.

Nabi Muhammad SAW mengatur dan menyiapkan segala sesuatunya dalam batas kemampuannya ketika berhijrah ke Madinah. Tapi kaum Musyrikin berhasil juga mengejar beliau ke gua Tsur, tempat beliau berlindung. Sehingga Abu Bakar sempat berkata : "Sekiranya salah seorang mereka menengok ke bawah kakinya, mereka pasti akan melihat kita". Lantas RAsulullah SAW menjawab:
" Yang kamu kira hanya dua, tapi Allah adalah yang ketiga". "Jangan gentar dan berduka cita, sesungguhnya Allah tetap bersama kita". (QS At taubah:40).

Ketika bala tentara Fir'aun mengejar Musa serta kaumnya, laut di depan mereka dan musuh di belakang, Nabi Musa berkata kepada kaumnya:
"Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa :"Sesungguhnya kita benar-benar akan tertangkap". Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Robbku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku". (QS Asy-syu'araa' :61-62).

Betapa butuhnya kita akan keyakinan seperti ini untuk menghadapi anak cucu Fir'aun dan keturunan Abu JAhal. Penuh kepercayaan bahwa Allah bersama kita. Barangsiapa yang disertai Allah maka Dia tidak akan mengabaikannya.

"Jika Allah menolong kamu, maka tak seorangpun yang dapat mengalahkan kamu. Jika Allah berlepas tangan dari kamu, maka siapakah yang mampu menolong kamu sesudah itu (selain dari Allah)? Karena itu, hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin harus bertawakkal". (QS Al Imran:160).
Teruskan Baca..
��
07.48 | Posted in , ,

Lafadz Bismillahirrahmanirrahim bagi Ummat Islam memiliki makna dan kandungan yang luas dan mendalam, yang menggambarkan akan kebesaran Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Untuk lebih menjelaskan apa makna sesungguhnya dari lafadz Bismillahirrahmanirrahim berikut dibawah pandangan dan pendapat para Ulama Islam:

1. Imam Ja’far Ash Shadiq as ditanya tentang bismillahirrahmanirrahim, lalu Imam berkata : Ba adalah kewibawaan Allah, sin adalah kemuliaan Allah dan mim adalah kerajaan Allah, alif adalah kasih sayang dan kenikmatan dari Allah dengan berwilayah kepada kami, lam adalah ketentuan Allah pada makhluknya untuk berwilayah kepada kami, ha adalah akibat bagi orang yang menentang Muhammad dan keluarganya –salam sejahtera atas mereka. Aku berkata : “apa makna ar Rahman”
“rahmatnya bagi seluruh Alam”.
“Lalu apa ar Rahim?”
“Kasih-Nya yang diberikan khusus kepada kaum mukminin”

2. Dari Hasan bin Rasyid dari Imam Musa berkata : Aku bertanya tentang makna Allah” beliau menjawab “berwali kepada yang mengalahkan segala sesuatu”

3. Dari Hasan bin Ali bin Muhammad as tentang bismillahirrahmanirrahim, dia berkata : Allah adalah yang dipertuhankan oleh setiap makhluk dalam tiap keadaan, ketika butuh, kesusahan, dari segala keterputusan pada selain-Nya, serta keterputusan sebab dari segala sesuatu. Jika dikatakan : Bismillah artinya, aku meminta pertolongan atas segala urusanku ini kepada Allah swt, yaitu tuhan yang berhak disembah daripada selain-Nya. Tuhan yang mendengarkan keluh kesah orang, dan yang menjawab doa ketika diminta. Itulah yang ditanyakan kepada Iman Ja’far Ash Shadiq “Apakah essensi Allah itu, sungguh telah banyak orang yang berdebat denganku dan membuatku bingung dan serba salah. Imam berkata kepadanya “Wahai fulan, apakah engkau pernah naik kapal laut, lalu kapal itu rusak berat dihantam badai, lalu engkau merasakan bahwa tidak ada kapal yang bisa menolongmu apalagi berenag ?” “Ya, aku pernah” “ketika itu apakah engkau merasakan ada sesuatu yang Maha Kuasa yang bisa menyelamatkanmu dari bahaya itu ?” “Ya aku merasakannya” Imam Ja’far Shadiq lalu berkata : Yang kamu rasakan itu adalah Allah swt yang Maha Kuasa untuk menyelamatkan siapa saja ketika tidak ada satupun yang mampu menolong, dan Dia Maha mampu menyelamatkanmu ketika tidak ada lagi penyelamat” Imam lalu berkata “Mungkin saja ada di antar pengikut kami yang lupa mengawali pekerjaannya dengan bismillahirrahmanirrahim, maka Allah akan mencobanya sebagai peringatan baginya agar bersyukur kepada Allah swt, sehingga cobaan itu menutupi aib dan kelalaian dia dari menyebut bismillahirrahmanirrahim di awal perbuatannya.
Perawi berkata : lalu berdirilah seseorang menuju Ali bin Husein as. “Beritahu aku tentang makna bismillahirrahmanirrahim” beliau berkata “Bapakku telah meriwayatkan hadits dari saudaranya Hasan, dari Bapaknya, Amirul Mukminin as. Bahwa seseorang telah datang kepadanya dan bertanya “Wahai Amirul Mukminin, beritahu aku tentang makna bismillahirrahmanirrahim” beliau lalu menjawab “Adapun perkataanmu Allah nama teragung dari nama-nama Allah yang maha tinggi, nama itulah yang tidak boleh dipergunakan oleh selain-Nya, dan tidak ada yang bernama seperti itu” “lalu apa tafsir dari kata Allah itu?” Imam menjawab “Dialah yang dipertuhan oleh setiap makluk dalam keadaan butuh, kesusahan, ketika para makhluk telah putus asa dari selain-Nya, dan terputus segala sebab dari selain-Nya. Karena bagaimanapun tingginya pemimpin di dunia ini atau pembesar bagimanapun banyaknya harta yang mereka miliki, dan para pembesar ini sendiri butuh pada kebutuhan yang dia sendiri tidak bisa mengusahakannya, lalu mereka kembali kepada Allah dalam keadaan darurat tersebut, sehingga ketika semua kebutuhannya telah terpenuhi maka mereka kembali kepada kemusyrikannya. Apakah engkau tidak pernah membaca firman Allah swt : “katakanlah, terangkan kepada-ku jika datang siksaan Allah kepadamu atau datang kepadamu hari kiamat, apakah kamu akan menyeru Tuhan selain Allah; jika kamu adalah orang-orang yang benar. (tidak) tetapi hanya Dialah yang kamu seru maka dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya. Jika Dia menghendaki dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah)”.
Allah juga berfirman buat hamba-Nya “Wahai orang-orang fakir, aku telah menjadikan kalian butuh kepada-Ku dalam tiap keadaan, dan telah kujadikan penghambaan pada tiap-tiap waktumu, hendaklah kalian takut kepada-Ku pada tiap perbuatan yang kalian, dan kalian mengharapkan kesempurnaan dan pencapaian tujuan, karena sesungguhnya, jika Aku menghendaki memberikan padamu maka tidak akan ada yang bisa menahan-Ku seorangpun, jika Aku hendak menahan sesuatu dari kalian, maka tiada seorangpun yang bisa memberi kalian. Akulah yang paling berhak diminta, dan aku lebih berhak untuk kalian takuti, maka ucapkanlah bismillahirrahmanirrahim pada tiap perbuatanmu, besar atau kecil, yang artinya aku memohon pertolongan kepada Allah pada urusan ini karena tidak ada yang berhak dipertuhankan kecuali Allah, yang memberi dan yang menjawab ketika dipinta. Yang maha kasih dengan menghamparkan seluruh rizki-Nya kepada kita, Yang maha penyayang kepada kita pada urusan din (agama) dan dunia serta akhirat kita. Dialah yang menjadikan agama ini mudah dan menjadikannya ringan. Dialah yang mengasihi kita serta membedakannya dari semua musuh-musuh-Nya. Kemudaian Beliau berkata: Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa yang dibuat sedih oleh sebuah urusan kemudian dia berkata bismillahirrahmanirrahim dengan penuh keikhlasan, betul-betul mengharapkan pertolongan Allah, maka dia tidak akan terlepas dari satu diantara dua hal yaitu tercapai seluruh hajat dan kebutuhannya di dunia atau hal itu akan dihitung oleh Allah dan dijadikan tabungannya (untuk hari akhir), dan apapun yang di sisi Allah sangat baik dan kekal abadi bagi kaum mukminin.
Teruskan Baca..
07.15 | Posted in , , ,
Para ulama besar kaum muslimin sama sekali tidak menentang tasawuf, tercatat banyak dari mereka yang menggabungkan diri sebagai pengikut dan murid tasawuf, para ulama tersebut berkhidmat dibawah bimbingan seorang mursyd tarekat yang arif, bahkan walaupun ulama itu lebih luas wawasannya tentang pengetahuan syari’at Islam, namun mereka tetap menghormati para syaikh yang mulia, hal ini dikarenakan ilmu2 syari’at yang diperoleh dari jalur pendidikan formal adalah ilmu lahiriah, sedangkan untuk memperoleh ilmu batiniyah dalam membentuk “qalbun salim / akhlak yang mulia”, seseorang harus menyerahkan dirinya untuk berkhidmat dibawah bimbingan seorang mursyd Tarekat yang sejati. (yang silsilah keilmuannya jika dirunut keatas akan sampai kepada Nabi Muhammad SAW)


IMAM AL- GHAZALI
(450-505 H./1058-1111 M)

Imam Ghazali tentang tasawuf : “Saya tahu dengan benar bahwa para Sufi adalah para pencari jalan Allah, dan bahwa mereka melakukan yang terbaik, dan jalan mereka adalah jalan terbaik, dan akhlak mereka paling suci. Mereka membersihkan hati mereka dari selain Allah dan mereka menjadikan mereka sebagai jalan bagi sungai untuk mengalirnya kehadiran Ilahi [al-Munqidh min ad-dalal, p. 131].

Dalam bukunya an-Nusrah an-Nabawiahnya mengatakan bahwa mendalami dunia tasawuf itu penting sekali. Karena, selain Nabi, tidak ada satupun manusia yang bisa lepas dari penyakit hati seperti riya, dengki, hasud dll. Dan, dalam pandangannya, tasawuf lah yang bisa mengobati penyakit hati itu. Karena dalam ilmu tasawuf konsentrasi mempelajari pada tiga hal dimana ketiga-tiganya sangat dianjurkan oleh al-Qur’an al-karim. Pertama, selalu melakukan kontrol diri, muraqabah dan muhasabah. Kedua, selalu berdzikir dan mengingat Allah Swt. Dan ketiga, menanamkan sifat zuhud, cinta damai, jujur, sabar, syukur, tawakal, dermawan dan ikhlas.


DR. YUSUF AL-QARDHAWI

(Ketua Ulama Islam Internasional dan juga guru besar Universitas al Azhar – Beliau merupakan salah seorang ulama Islam terkemuka abad ini) didalam kumpulan fatwanya mengatakan : “Arti tasawuf dalam agama ialah memperdalam ke arah bagian ruhaniah, ubudiyyah, dan perhatiannya tercurah seputar permasalahan itu.”

Beliau juga berkata, “Mereka para tokoh sufi sangat berhati-hati dalam meniti jalan di atas garis yang telah ditetapkan oleh Al-Qur,an dan As-Sunnah. Bersih dari berbagai pikiran dan praktek yang menyimpang, baik dalam ibadat atau pikirannya. Banyak orang yang masuk Islam karena pengaruh mereka, banyak orang yang durhaka dan lalim kembali bertobat karena jasa mereka. Dan tidak sedikit yang mewariskan pada dunia Islam, yang berupa kekayaan besar dari peradaban dan ilmu, terutama di bidang marifat, akhlak dan pengalaman-pengalaman di alam ruhani, semua itu tidak dapat diingkari.”


EMPAT ORANG IMAM MAZHAB SUNNI, semuanya mempunyai seorang guru mursyd tarekat. Melalui mursyd tarekat tersebut mereka mempelajari Islam dalam sisi esoterisnya yang indah dan sangat agung. Mereka semua menyadari bahwa ilmu syariat harus didukung oleh ilmu tasawuf sehingga akan tercapailah pengetahuan sejati mengenai hakikat ibadah yang sebenarnya.


IMAM ABU HANIFAH (85 H -150 H)
(Nu’man bin Tsabit - Ulama besar pendiri mazhab Hanafi)

Beliau adalah murid dari Ahli Silsilah Tarekat Naqsyabandi yaitu Imam Jafar as Shadiq ra . Berkaitan dengan hal ini, Jalaluddin as Suyuthi didalam kitab Durr al Mantsur, meriwayatkan bahwa Imam Abu Hanifah berkata, “Jika tidak karena dua tahun, aku telah celaka. Karena dua tahun saya bersama Sayyidina Imam Jafar as Shadiq, maka saya mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya lebih mengetahui jalan yang benar”.


IMAM MALIKI

(Malik bin Anas - Ulama besar pendiri mazhab Maliki) juga murid Imam Jafar as Shadiq ra, mengungkapkan pernyataannya yang mendukung terhadap ilmu tasawuf sebagai berikut :
“Man tasawaffa wa lam yatafaqa faqad tazandaqa, wa man tafaqaha wa lam yatasawaf faqad tafasaq, wa man tasawaffa wa taraqaha faqad tahaqaq”.
Yang artinya : “Barangsiapa mempelajari/mengamalkan tasawuf tanpa fiqih maka dia telah zindik, dan barangsiapa mempelajari fiqih tanpa tasawuf dia tersesat, dan siapa yang mempelari tasawuf dengan disertai fiqih dia meraih Kebenaran dan Realitas dalam Islam.” (’Ali al-Adawi dalam kitab Ulama fiqih, vol. 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari Imam Abul Hasan).


IMAM SYAFI’I
(Muhammad bin Idris, 150-205 H)

Ulama besar pendiri mazhab Syafi’i berkata, “Saya berkumpul bersama orang-orang sufi dan menerima 3 ilmu:
1. Mereka mengajariku bagaimana berbicara

2. Mereka mengajariku bagaimana memperlakukan orang lain dengan kasih sayang dan kelembutan hati

3. Mereka membimbingku ke dalam jalan tasawuf.”
(Riwayat dari kitab Kasyf al-Khafa dan Muzid al Albas, Imam ‘Ajluni, vol. 1, hal. 341)


IMAM AHMAD BIN HANBAL
(164-241 H)

Ulama besar pendiri mazhab Hanbali berkata, “Anakku, kamu harus duduk bersama orang-orang sufi, karena mereka adalah mata air ilmu dan mereka selalu mengingat Allah dalam hati mereka. Mereka adalah orang-orang zuhud yang memiliki kekuatan spiritual yang tertinggi. Aku tidak melihat orang yang lebih baik dari mereka” (Ghiza al Albab, vol. 1, hal. 120 ; Tanwir al Qulub, hal. 405, Syaikh Amin al Kurdi)


SYAIKH FAKHRUDDIN AR RAZI
(544-606 H)

Ulama besar dan ahli hadits) berkata :
“Jalan para sufi adalah mencari ilmu untuk memutuskan hati mereka dari kehidupan dunia dan menjaga diri agar selalu sibuk dalam pikiran dan hati mereka dengan mengingat Allah pada seluruh tindakan dan perilaku .” (I’tiqad al Furaq al Musliman, hal. 72, 73)


IMAM AL MUHASIBI
(243 H./857 M)

Imam al-Muhasibi meriwayatkan dari Rasul, “Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan dan hanya satu yang akan menjadi kelompok yang selamat” . Dan Allah yang lebih mengetahui bahwa satu itu adalah Golongan orang TASAWUF. Dia menjelaskan dengan mendalam dalam Kitab al- Wasiya p. 27-32.


IMAM AL QUSHAYRI
(465 H./1072 M)

Imam al-Qushayri tentang Tasawuf: “Allah membuat golongan ini yang terbaik dari wali wali- Nya dan Dia mengangkat mereka di atas seluruh hamba-hamba-Nya sesudah para Rasul dan Nabi, dan Dia memberi hati mereka rahasia Kehadiran Ilahi-Nya dan Dia memilih mereka diantara umat-Nya yang menerima cahaya-Nya. Mereka adalah sarana kemanusiaan, Mereka menyucikan diri dari segala hubungan dengan dunia dan Dia mengangkat mereka ke kedudukan tertinggi dalam penampakan (kasyaf).

Dan Dia membuka kepada mereka Kenyataan akan Keesaan-Nya. Dia membuat mereka untuk melihat kehendak-Nya mengendalikan diri mereka. Dia membuat mereka bersinar dalam wujud-Nya dan menampakkan mereka sebagai cahaya dan cahaya-Nya .” [ar-Risalat al-Qushayriyya, p. 2]


IMAM NAWAWI
(620-676 H./1223-1278 M)

Dalam suratnya al-Maqasid: “Ciri jalan sufi ada 5:
menjaga kehadiran Allah dalam hati pada waktu ramai dan sendiri mengikuti Sunah Rasul dengan perbuatan dan kata menghindari ketergantungan kepada orang lain, bersyukur pada pemberian Allah meski sedikit, selalu merujuk masalah kepada Allah swt [Maqasid at-Tawhid, p. 20]


IBNU KHALDUN
(733-808 H)

Ulama besar dan filosof Islam berkata, “Jalan sufi adalah jalan salaf, yakni jalannya para ulama terdahulu di antara para sahabat Rasulullah Saww, tabi’in, dan tabi’it-tabi’in. Asasnya adalah beribadah kepada Allah dan meninggalkan perhiasan serta kesenangan dunia.” (Muqadimah ibn Khaldun, hal. 328)


IMAM JALALUDDIN AS SUYUTI

(Ulama besar ahli tafsir Qur’an dan hadits) didalam kitab Ta’yad al haqiqat al ‘Aliyyah, hal. 57 berkata, “Tasawuf yang dianut oleh ahlinya adalah ilmu yang paling baik dan terpuji. Ilmu ini menjelaskan bagaimana mengikuti Sunah Nabi Saww dan meninggalkan bid’ah.”


TAJUDDIN AS SUBKI

Mu’eed an-Na’eem, p. 190, tentang Tasawuf : “Semoga Allah memuji mereka dan memberi salam kepada mereka dan menjadikan kita bersama mereka di dalam sorga. Banyak hal yang telah dikatakan tentang mereka dan terlalu banyak orang-orang bodoh yang mengatakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan mereka. Dan yang benar adalah bahwa mereka meninggalkan dunia dan menyibukkan diri dengan ibadah”

Dia berkata pula : “Mereka adalah manusia-manusia yang dekat dengan Allah yang doa dan shalatnya diterima Allah, dan melalui mereka Allah membantu manusia”


IBNU ‘ABIDIN

Ulama besar, Ibn ‘Abidin dalam Rasa’il Ibn cAbidin (p. 172-173) menyatakan: ” Para pencari jalan ini tidak mendengar kecuali Kehadiran Ilahi dan mereka tidak mencintai selain Dia. Jika mereka mengingat Dia mereka menangis. Jika mereka memikirkan Dia mereka bahagia. Jika mereka menemukan Dia mereka sadar. Jika mereka melihat Dia mereka akan tenang. Jika mereka berjalan dalan Kehadiran Ilahi, mereka menjadi lembut. Mereka mabuk dengan Rahmat-Nya. Semoga Allah merahmati mereka”. [Majallat al-Muslim, 6th ed., 1378 H, p. 24].


SYEIKH RASHAD RIDA

Dia berkata,”Tasawuf adalah salah satu pilar dari pilar-pilar agama. Tujuannya adalah untuk membersihkan diri danmempertanggung jawabkan perilaku sehari-hari dan untuk menaikan manusia menuju maqam spiritual yang tinggi” [Majallat al-Manar, 1st year, p. 726].


MAULANA ABUL HASAN ALI AN-NADWI

Maulana Abul Hasan ‘Ali an-Nadwi anggota the Islamic-Arabic Society of India and Muslim countries. Dalam, Muslims in India, , p. 140-146, “Para sufi ini memberi inisiasi (baiat) pada manusia ke dalam keesaan Allah dan keikhlasan dalam mengikuti Sunah Nabi dan dalam menyesali kesalahan dan dalam menghindari setiap ma’siat kepada Allah SWT. Petunjuk mereka merangsang orang-orang untuk berpindah ke jalan kecintaan penuh kepada Allah”

“Kita bersyukur atas pengaruh orang-orang sufi, ribuan dan ratusan ribu orang di India menemukan Tuhan merka dan meraih kondisi kesempurnaan melalui Islam”


ABU ‘ALA AL MAUDUDI

Dalam Mabadi’ al-Islam (p. 17), “Tasauf adalah kenyataan yang tandanya adalah cinta kepada Allah dan Rasul saw, di mana sesorang meniadakan diri mereka karena tujuan mereka (Cinta), dan seseorang meniadakan dari segala sesuatu selain cinta Allah dan Rasul” “Tasauf mencari ketulusan hati, menyucikan niat dan kebenaran untuk taat dalam seluruh perbuatannya.”


IBNU TAIMIYYAH
(661-728 H)

Salah seorang ulama yang pada awalnya dikenal sangat sulit menerima tasawuf (seperti juga aliran baru yg mengaku Salafy dan Wahaby saat ini) dedengkotnya fatwa bid’ah, yang merupakan penentang tasawuf paling getol, pada akhirnya sebelum Ibnu Taimiyah menemui ajal, akhirnya mengakui bahwa tasawuf adalah jalan kebenaran, sehingga beliaupun mengambil bai’at dan menjadi pengikut Tarekat Qadiriyyah. Berikut ini perkataan Ibnu Taimiyyah didalam kitab Majmu al Fatawa Ibn Taimiyyah, terbitan Dar ar Rahmat, Kairo, Vol. 11, hal. 497, dalam bab. Tasawuf :

“Kalian harus mengetahui bahwa para syekh yang terbimbing harus diambil dan diikuti sebagai petunjuk dan teladan dalam agama, karena mereka mengikuti jejak Para Nabi dan Rasul. Tarekat para syekh itu adalah untuk menyeru manusia kepada kehadiran dalam Hadhirat Allah dan ketaatan kepada Nabi.”

Kemudian dalam kitab yang sama hal. 499, Ibnu Taimiyah berkata, “Para syekh harus kita ikuti sebagai pembimbing, mereka adalah teladan kita dan kita harus mengikuti mereka. Karena ketika kita berhaji, kita memerlukan petunjuk (dalal) untuk mencapai Ka’ bah, para syekh ini adalah petunjuk kita (dalal) menuju Allah dan Nabi kita.”

Di antara para syekh sufi yang beliau sebutkan didalam kitabnya adalah, Syaikh Ibrahim ibn Adham ra, Syaikh Ma’ruf al Karkhi ra, Syaikh Hasan al Basri ra, Sayyidah Rabi’ah al Adawiyyah ra, Syaikh Abul Qasim Junaid ibn Muhammad al Baghdadi ra, dan juga guru kami Syaikh Abdul Qadir al Jailani, Syaikh Ahmad ar Rifa’i ra, dll.

Dalam satu kesempatan, Ibnu taymiyah ketika ditanya tentang kasus yang menimpa Bayazid Bistami dan Al-Hallaj beliau mengatakan bahwa keduanya tidak sesat hanya saja beliau menyayangkan mengapa ungkapan-ungkapan mereka saat ekstase (Jadhab) itu terpublikasikan.

Didalam kitab “Syarh al Aqidah al Asfahaniyyah” hal. 128. Ibnu Taimiyyah berkata, “Kita (saat ini) tidak mempunyai seorang Imam yang setara dengan Malik, al Auza’i, at Tsauri, Abu Hanifah, as Syafi’i, Ahmad bin Hanbal, Fudhail bin Iyyadh, Ma’ruf al Karkhi, dan orang-orang yang sama dengan mereka.” Kemudian sejalan dengan gurunya, Ibnu Qayyim al Jauziyyah didalam kitab “Ar Ruh” telah mengakui dan mengambil hadits dan riwayat-riwayat dari para syekh sufi.


TAQIYUDDIN AN-NABHANY,

Pendiri Hizbut Tahrir adalah seorang sufi, beliau mempunyai buku berjudul: Jâmi’ Karâmât al-Auliyâ’ (beberapa karamah para kekasih Allah). Kemudian Syaikh Muhammad Ilyas, pendiri Jamaah Tabligh, pernah baiat kepada tareqat al-Jasytiyah, sebagai gurunya ketika itu adalah Syaikh Ahmad Al-Janjûhiy. Setelah itu memperbaharui baiatnya kepada Syaikh Ahmad Al-Sahârnafûry. Tidak ketinggalan pendiri gerakan dakwah Ikhwanul Muslimin, Imam Hasan Al-Banna. Sejak masih dalam jenjang ibtidaiyah (SD) beliau sudah bergabung dengan tarekat sufi Jamaah Ikhwanul Hashafiyah.

* * * * * * * * * * * *

Seperti itulah pengakuan para ulama besar kaum muslimin tentang tasawuf. Mereka semua mengakui kebenarannya dan mengambil berkah ilmu tasawuf dengan belajar serta berkhidmat kepada para syaikh tarekat pada masanya masing-masing. Oleh karena itu tidak ada bantahan terhadap kebenaran ilmu ini, mereka yang menyebut tasawuf sebagai ajaran sesat atau bid’ah adalah orang-orang yang tertutup hatinya terhadap kebenaran Allah SWT.

Ringkasnya, belajar Tasawuf dengan memilih Tarekat yang benar, Tarekat yang mu’tabarok (yang diakui keabsahannya di dunia Islam) dari segi silsilah guru dan ajarannya dari dahulu maupun sekarang, adalah sarana efektif untuk menyebarkan kebenaran Islam, memperluas ilmu dan pemahaman spiritual, dan meningkatkan kebahagian serta kedamaian.

Dengan ilmu Tasawuf manusia dapat lebih mengenal diri sendiri, dengan demikian akan lebih mengenal Tuhannya. Sehingga manusia mendapatkan keselamatan dari kebodohan dunia serta dari godaan keindahan materi. Dan hanya Allah SWT yang lebih mengetahui niat hamba-hamba-Nya yang tulus

* * * * * * * * * * * * *

Laa ilaha illa allah
Tiada Tuhan kecuali Allah

Laa ma’buda illa allah
Tiada yang disembah kecuali Allah

Laa ma’suda illa allah
Tiada yang dituju kecuali Allah

Laa maujuda illa allah
Tiada yang maujud (berwujud) kecuali Allah

Ilahi, anta maksudi
Tuhanku, hanya engkau tujuanku,

Waridhokamatlubi
Dan hanya ridloMulah yang kucari,

A’tini mahabbataka wama’rifataka…
Limpahkan Cinta dan Ma’rifatMu kepadaku…

La Hawla Wala Wuwata Ilabillah
Tiada Daya Kekuatan Kecuali Dari Allah
Teruskan Baca..
��
09.59 | Posted in ,
Abu Laits berkata, "Sesungguhnya Allah Ta'ala memiliki malaikat dilangit ke-7 yang selalu sujud kepadaNya semenjak mereka diciptakan sampai hari kiamat dan persendian mereka gemetar karena takut kepada Allah. Bilamana hari kiamat tiba, maka mereka mengangkat kepalanya sambil mengucapkan; "Maha suci Engkau Ya Allah, kami belum menyembah kepada-Mu dengan sungguh-sungguh menyembah."

Demikian ini sesuai Firman Allah Ta'ala: "Mereka (para Malaikat) takut kepada Tuhannya yang menguasai mereka. Dan mereka melakukan apapun yang diperintahkan."(QS. 16 An Nahl: 50).

Intinya mereka tidak maksiat kepada Allah sedikitpun. Rosululloh SAW bersabda, "Ketika tubuh seseorang hamba berkerut karena takut kepada Allah Ta'ala, maka dosa-dosanya berguguran sebagaimana jatuhnya dedaunan dari pohon."Perumpamaan (alkisah) seorang lelaki yang jatuh cinta terhadap wanita. Suatu hari wanita keluar rumah dengan rombongan orang-orang dan lelaki itu menyertai kepergiannya. Lelaki itupun mampu berduaan dengan wanita ditengah hutan. Wanita tersebut berkata,"Apakah semua orang sudah tidur!" Lelaki tersebut sangat gembira mendengar ucapannya. Iapun segera memastikan bahwa rombongan sudah tidur semua. Tiba-tiba wanita itu berkata, "Bagaimana pendapatmu mengenai Allah, apakah Dia tidur!?" Tidak, jawab lelaki. "Bahkan Dia tidak mengantuk dan tidak pula tidur. Artinya Tuhan melihat kita sekalipun orang-orang tidak melihat. Dialah yang berhak ditakuti, bukan mereka!" Lelaki tersebut segera meninggalkan sang kekasih karena takut kepada Allah dan ia bertobat kepada-Nya. Ketika dia meninggal dunia, maka orang-orang memimpikan dia dan mereka bertanya, "Bagaimana Allah memperlakukan kamu?" Lelaki itu menjawab, "Dia mengampuni aku karena aku takut kepada-Nya dan menghapus semua dosa".

Israiliyat
Ditengah kaum bani Israil ada seorang ahli ibadah yang memiliki banyak anak. Keadaannya sangat terjepit dan sering dilanda kelaparan. Istrinya lantas diperintah keluar rumah mencari sesuatu. Dan ia berkunjung ke saudagar kaya, disana ia minta sesuatu yang bisa dimakan oleh keluarga. Malah saudagar itu berkata: "Boleh-boleh saja, asal kamu mau menyerahkan tubuhmu kepadaku." Seorang istri itu hanya bisa diam. Ia langsung kembali ke rumah, namun di rumah ia mendengar teriakan anak-anaknya; "Ibu...Ibu...kami akan mati karena lapar." Dia lantas pergi lagi ke saudagar kaya. Ia menceritakan tentang anak-anaknya. Dan saudagar hanya berkata; "Penuhilah keinginanku". Terpaksa sang istri mengangguk. Disaat saudagar berdua dengannya, tiba-tiba tubuh sang wanita bergetar hebat. Saudagar heran dan bertanya; "Ada apa denganmu?" Sesungguhnya aku takut kepada Allah." Dengan keadaan miskin begini masih takut kepada Allah! Sementara keadaan dirinya yang kaya raya tidak takut kepada Allah! Maka ia segera sadar dan menyingkir dari wanita itu. Dan dia membawakan banyak makanan untuk anak-anak wanita tersebut. Kemudian Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa AS. "Berikanlah kabar kepada si fulan (saudagar) bahwa Aku mengampuni dosa-dosanya. Nabi Musa AS pun mendatangi saudagar itu; "Apakah engkau telah mengerjakan suatu kebajikan antara kamu dan Tuhanmu?" Iapun menceritakan kisahnya dengan seorang wanita. Nabi Musa AS kemudian berkata, "Sesungguhnya Allah Ta'ala mengampuni dosa-dosamu." (Fii Mujami'il Lathoif).

Diriwayatkan bahwa Nabi SAW berkata; "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman; "Tidak Kuberikan kepada hamba-Ku dua perasaan takut dan rasa aman, (kecuali) barangsiapa yang takut kepada-Ku di dunia, maka Aku beri rasa aman di akherat, dan barangsiapa yang merasa sudah aman dari-Ku, maka kelak dia Kuberi rasa takut di hari kiamat."

Allah Ta'ala berfirman, "Maka janganlah kamu takut kepada manusia, namun takutlah kepadaKu." (QS. 5 Al Maidah: 44).

Firman-Nya diayat lain: "Maka janganlah kamu takut kepada mereka, melainkan takutlah kepada-Ku, jikalau kalian benar-benar beriman." (QS. 3 Al Imran: 175).

Umar ra. pernah jatuh pingsan karena takut kepada-Nya ketika mendengar bagian dari ayat Al Qur'an. Suatu hari iapun pernah mengambil jerami, lantas berkata, "Alangkah beruntungnya aku jikalau dulu aku diciptakan sebagai jerami, bukan makhluk yang disebut-sebut (manusia), dan sangat beruntung bila dulu ibuku tidak melahirkan aku."Iapun menangis sejadi-jadinya, sampai-sampai kedua mata Umar ra. membentuk dua garis hitam. Sabda Nabi SAW, "Seseorang tidak akan masuk neraka kalau pernah menangis karena takut kepada Allah, sehingga ada air susu kembali ke bentuk aslinya."

Daqoiqul Akhbar
Pada hari kiamat kelak ada seorang hamba yang sangat berat timbangan kejahatannya, iapun diperintah untuk dibawa masuk ke neraka. Namun bagian dari rambut (bulu) matanya ada yang berbicara. "Ya Tuhan, Utusan-Mu Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: "Barangsiapa yang menangis karena takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan kedua matanya tersentuh api neraka. Padahal aku selalu menangis takut kepada-Mu, maka ampunilah dia." Dia bebas dari neraka hanya karena berkahnya sehelai bulu mata yang dulu di dunia menangis karena takut kepada Allah Ta'ala. Malaikat Jibril memanggil-manggil, "Fulan bin Fulan bebas dari neraka hanya karena sehelai rambut."

Bidayatul Hidayah
Dalam Kitab tersebut menerangkan bahwa bila kiamat tiba neraka Jahannam didatangkan dengan membawa suara gemuruh api neraka yang mengerikan. Dan semua manusia berlutut gemetar melihatnya. Maka Allah Ta'ala berfirman, "Hari ini kamu melihat semua umat berlutut; merangkak dengan lututnya. Merangkak dengan lututnya memenuhi panggilan untuk mengambil kitab catatan amal (QS. 45:28).

Ketika mereka menuju neraka, mereka sudah mendengar gemuruhnya api sejauh jarak 500 tahun. Semua manusia termasuk para Nabi pasti berkata, "Aku mengurus diriku sendiri...." Hanya Nabi Muhammad SAW yang berkata, "Umatku...Umatku...!"

Api neraka Jahim keluar mengulung-ngulung, namun umat Nabi Muhammad SAW segera menghalangi dengan berkata, "Wahai api, tahanlah dirimu demi kebenarannya orang-orang khusuk dan orang-orang yang ahli puasa." Namun api tersebut tidak mau kembali. Kemudian malaikat Jibril mengeluarkan maklumat, "Api neraka menuju umat Nabi Muhammad SAW!" Malaikat Jibril membawa semangkuk air, lalu Rosululloh SAW mengambilnya. Kata Jibril: "Siramkan air ini kepadanya."Rosululloh SAW menyiramkan dan api neraka itu langsung padam. Nabi Muhammad SAW bertanya, "Ini air apa!" Ini adalah air matanya orang-orang durhaka dari umatmu yang menangis karena takut kepada Allah."Api tersebut padam dengan izin Allah.

Nabi Muhammad SAW bersabda (berdoa): "Ya Allah, berilah rizki kedua mataku dengan tangisan yang karena takut kepada-Mu sebelum adanya air mata (Syi'ir); "Wahai kedua mataku, hendaklah engkau menangisi dosaku; yang mengotori umurku dari kedua tanganku, sementara aku sendiri tidak tahu."

(Al kisah): Melalui Muhammad bin Mundzir ra, ; Kalau dia menangis selalu mengusap-usap air matanya pada wajah dan jenggotnya sambil berkata, "Satu riwayat sudah sampai kepadaku, bahwa api neraka tidak akan menyentuh tempat yang pernah digenangi air mata." Dan seharusnya seorang mukmin takut kepada-Nya dari ganasnya siksa Allah Ta'ala dan mencegah semua keinginan nafsu syahwat, sebagaimana yang difirmankan Allah Ta'ala: "Adapun bagi siapa yang durhaka; yang mengutamakan hidup di dunia; maka sesungguhnya neraka Jahim adalah tempat kembalinya; Adapun orang yang takut akan Kebesaran Tuhan, dan menahan dari keinginan hawa nafsu; maka sesungguhnya surga adalah tempat kembalinya." (QS. 79 An Nazi'zt; 37-41).

Barangsiapa yang menginginkan selamat dari siksa Allah, dengan mengharap pahala dan Rahmat-Nya, seharusnya ia bersabar tetap taat kepada-Nya dan menjauhi kemaksiatan.

Zahru Riyadl
Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Ketika ahli surga masuk surga, para malaikat menjemput mereka dengan membacakan semua kebajikan dan kenikmatan. Diletakkan beberapa mimbar, serta ada hamparan luas untuk tempat suguhan makanan dan buah-buahan. Dengan banyaknya nikmat mereka kebingungan, lantas Allah berfirman, "Wahai hamba-Ku, mengapa kalian kebingungan! Hari ini bukanlah tempat kebingungan." Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami memiliki ikatan janji yang waktunya sudah datang!"

Allah Ta'ala berfirman kepada para malaikat: "Bukalah penghalang di wajah mereka."Para malaikat itupun berkata; "Wahai Tuhan kami, mengapa mereka boleh melihat-Mu! Bukanlah mereka orang-orang durhaka!" Lantas Allah Ta'ala berfirman: "Bukalah penghalang itu, sebab mereka termasuk orang yang ahli dzikir, sujud dan menangis di dunia karena ingin berjumpa dengan-Ku." Maka tabir-tabir itu diangkat, dan merekapun bisa melihat Allah. Maka bersujudlah mereka. Kemudian Allah Ta'aa berfirman: "Angkatlah kepala kalian, sebab disini bukan lagi tempat beramal, melainkan tempat kemuliaan."

Allah menampakkan Diri tidak bisa dibayangkan bagaimana. Dan Dia berfirman dengan Ramah-Nya kepada mereka; "Selamat untuk kalian wahai hamba-Ku, AKU sudah meridhoi kalian, dan apakah kalian sudah Ridho kepada-KU!"Mereka menjawab; "Kenapa kami tidak ridho wahai Tuhan! Engkau sudah memberi kesempatan kepada kami untuk melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat mata, yang tidak bisa didengar oleh telinga dan tidak pernah melintas di hati manusia."

Demikianlah maksud firman Allah Ta'ala: "Allah Ridho terhadap mereka, dan mereka Ridho kepada-Nya." (QS. 5 Al Maidah: 119)Firman Allah Ta'ala: "Selamat! Sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Pengasih." (QS. 36 Yasin: 58).
Teruskan Baca..
Category: ,
��
23.40 | Posted in , ,
Ada hadist-hadist dari Nabi SAW bahwa beliau SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala menciptakan malaikat; mereka memiliki sayap yang lebarnya seluas dunia timur dan sebelahnya lagi seluas dunia barat. Kepalanya berada dibawah 'Arsy, kedua kakinya di bumi yang ke tujuh, dan mereka memiliki bulu sebanyak makhluk Allah Ta'ala. Apabila dari umatku laki-laki maupun perempuan membaca sholawat kepadaku, Maka Allah memerintah malaikat menyelam ke lautan cahaya yang letaknya dibawah 'Arsy, malaikat itu kemudian muncul lagi dan mengibas-ibaskan sayapnya, maka keluarlah percikan-percikan dari bulu malaikat, dan Allah menciptakan dari setiap percikan air menjadi malaikat lagi, dan malaikat itu memintakan ampun bagi orang yang membaca shalawat sampai hari kiamat."

Kata sebagian ahli Hikmah; "Selamatnya tubuh terletak pada sedikitnya makan, selamatnya ruh terletak pada sedikitnya dosa, dan selamatnya agama terletak pada membacanya sholawat seseorang kepada sebaik-baiknya makhluk, yakni Nabi Muhammad SAW."

Allah Ta'ala berfirman, "Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah". Maksudnya adalah kalian harus memiliki rasa takut kepada Allah.
"Dan hendaklah setiap nafs (diri, jiwa, roh) memperhatikan apa yang diajukan kelak". Maksudnya engkau memiliki perbuatan bagus apa yang akan dibuat bekal pada hari kiamat. Misalnya pahala sedekah, amal shaleh, berbuat taat untuk diambil pahalanya kelak di hari akhirat.

FirmanNya:
"Bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Ta'ala Maha Mengetahui apa-apa yang kalian kerjakan". (QS. 59 Al Hasyr:18)

Yakni dari perbuatan kebajikan; sebab para malaikat, bumi, langit, siang dan malam, semuanya menyaksikan apapun yang dikerjakan oleh anak cucu Adam as dari segi kejahatannya, kebajikan, ketaatan atau kemaksiatan. Sampai-sampai seluruh anggota tubuhnya sendiri menyaksikan apa yang diperbuat.

Bumi menjadi saksi buat orang mukmin dan zuhud. Bumi tersebut berkata, "Dia telah membaca sholawat, puasa, haji dan sebagai seorang pejuang; yang kesemuanya melebihi aku".

Bergembiralah hati orang mukmin dan hati orang zuhud.

Bumi itupun menjadi saksi buat orang kafir, ahli maksiat, dan berkata, "Dihadapanku; diatasku; mereka mengerjakan kemusyrikan, zina, mabuk-mabukan, dan memakan barang haram. Maka celakalah mereka kelak pada hari perhitungan amal tepat dihadapan Dzat Yang Maha Belas Asih".

Orang mukmin adalah orang yang takut kepada Allah Ta'ala dengan menjaga semua anggota tubuhnya. Sebagaimana yang pernah dikatakan Abul Laits, "Orang yang takut kepada Allah Ta'ala terlihat tanda pada tujuh macam...."
  1. Lidahnya : Dicegahnya mengatakan yang bohong, menggunjing, adu domba, membual atau perkataan yang tidak bermanfaat. Kemudian ia menyibukkan diri dzikir kepada Allah, membaca Al Qur'an atau diskusi masalah ilmu.
  2. Hatinya : Tidak akan mengeluarkan perasaan permusuhan, kebohongan, kedengkian terhadap kawan karena dengki mampu menghapus semua kebajikan, sebagaimana ada sabda Nabi SAW, "Dengki mampu menghancurkan kebajikan sebagaimana api melahap kayu bakar". Dan ketahuilah bahwa dengki (hasud) termasuk salah satu penyakit hati yang parah, dimana penyakit tersebut tidak bisa disembuhkan kecuali dengan ilmu dan amal.
  3. Pandangan : Ia tidak akan memandang hal-hal yang haram, dari segi makanan, minuman, pakaian dan lain-lain. Juga memandang dunia tidak berdasarkan kesenangan, melainkan ia memandang sebagai pelajaran. Jelasnya, ia tidak akan memandang terhadap sesuatu yang tidak halal baginya. Sabda Nabi SAW: "Barangsiapa yang memenuhi pandangannya dengan barang haram, maka kelak Allah Ta'ala akan memenuhi dengan api neraka".
  4. Perut : Ia tidak akan memasukkan barang haram ke perutnya, karena hal itu merupakan dosa besar sebagaimana yang disabdakan Nabi SAW: "Bilamana satu suapan barang haram masuk ke perut anak Adam, maka setiap malaikat di bumi dan langit melaknati selama sesuap masih dalam perutnya. bila dalam keadaan itu ia mati, maka ia masuk neraka jahanam".
  5. Tangan : Ia tidak akan menjamah barang haram, kecuali hanya mengambil sesuatu yang dapat menambah ketaatan kepada Allah Ta'ala. Diriwayatkan melalui Ka'ab Al Ahbar ra. Sesungguhnya Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala menciptakan wilayah yang terbuat dari 'Zabarjudah Hijau', dimana di dalamnya ada 1000 kampung dan setiap kampungnya ada 70.000 rumah, yang seseorang tidak bisa masuk kecuali seseorang yang menjauhi barang haram karena takut terhadap Allah Ta'ala".
  6. Kaki : Tidak akan dibuat berjalan ke arah kemaksiatan, justru berjalan yang bisa membuat ia semakin taat dan ridho, yakni berkumpul dengan para ulama dan orang shaleh.
  7. Taat : Sikap taatnya murni ikhlas karena Allah Ta'ala. Ia takut diselipi sikap riya' dan munafik. Dan ketika ia melakukan hal seperti ini, maka dia termasuk golongan orang yang difirmankan Allah Ta'ala; "Kehidupan akhirat menurut Tuhanmu ialah hanya bagi orang-orang yang bertaqwa" (QS. 43 Az Zukhruf: 35). FirmanNya dalam ayat lain: "Sesungguhnya orang-orang bertaqwa berada dalam taman-taman dan mata air". (QS. 15 Al Hijr: 45). Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang bertaqwa berada di Surga dan penuh kenikmatan". (QS. 52 Ath Thuur: 17). Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang bertaqwa selalu pada tempat yang aman". (QS. 44 Ad Dukhon: 51).

Dan seolah-olah (dari semua itu) Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya mereka kelak pada hari kiamat selamat dari api neraka". Dan seharusnya seorang mukmin harus memiliki perasaan antara takut dan harapan, yakni mengharap Rahmat Allah dan tidak boleh putus asa. Sebagaimana firman Allah Ta'ala: "Janganlah putus asa mengharap Rahmat Allah". (QS. 39 Az Zumar: 53).

Kemudian meningkatkan ibadah kepada Allah, menjauhi perbuatan jelek dan bertobat kepadaNya.

Ulat Merah

Al kisah suatu ketika Nabi Dawud as duduk di serambi membaca Kitab Zabur melihat seekor ulat merah melata di tanah. Nabi Dawud as lantas bertanya pada dirinya, "Allah punya kehendak apa dibalik ulat ini!".

Dan dengan izin Allah ulat itu bisa bicara, "Wahai Nabi Allah, bilamana siang datang, Allah mengilhamkan padaku untuk mengucapkan, "Subhaanal-llooh Wal Hamdu-lillah Walaa Il-llalloohu Wal-lloohhu Akbar..." 1000 kali setiap harinya. Dan bila malam tiba, Dia memerintah aku mengucapkan, "Alloohhumma Sholli 'Alaa Muhammadinin-nabiyyil Ummiyyi Wa'alaa alihhi Wa Shohbihhi Wa Sallim". 1000 kali. Lalu buat kamu, lafadz apa yang harus kukatakan agar memperoleh kebajikan darimu!".

Saat itu juga Nabi Dawud as langsung menyesal karena meremehkan makhluk ulat, ia langsung bertobat kepada Allah.

Nabi Ibrahim as kalau ingat kesalahannya langsung pingsan dan hatinya bergetar hebat sampai terdengar sejauh 1 mil. Allah langsung mengutus malaikat Jibril agar berkata kepadanya: "Tuhan titib salam buatmu, wahai Ibrahim! Dia berfirman kepadamu, 'Apakah engkau melihat seorang kekasih takut kepada kekasihNya!".

"Wahai Jibril, bilamana aku ingat kesalahanku dan memikirkan bagaimana keras siksaNya, spontan aku bisa lupa hubunganku dengan kekasihku".

Demikianlah sifat dan keadaan Para Nabi Allah, kekasih Allah, orang-orang shaleh dan orang-orang yang sudah zuhud terhadap dunia.

Renungkanlah!

Teruskan Baca..
��
16.39 | Posted in , , ,
Harta benda bukanlah segala-galanya. Banyak orang kaya tetapi hatinya suntuk dan dadanya sempit. Sementara disana, banyak orang miskin tetapi masih bisa tertawa lebar menikmati kehidupan mereka.

Pandanglah duniawi ini dengan cara yang tepat. jangan engkau sepenuhnya menyandarkan hidupmu kepada harta kekayaan. Jika engkau terbiasa menggantugkan diri pada kekayaan, maka pasti akan bersedih manakala berada dalam kemiskinan.

Sadarilah bahwa kenikmatan hidup bukan karena harta. Masih banyak kenikmatan yang disediakan Allah SWT bagimu diluar harta kekayaan. NikmatNya tidak terhingga, karuniaNya terus menerus dan pemberianNya tidak terhitung.

Allah SWT berfirman, "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat mengukurnya (QS.Ibrahim:34)".

Nikmat Allah SWT yang dicurahkan kepadamu itu tanpa batas. Tidak hanya harta kekayaan. Bahkan lebih berharga daripada harta kekayaan.

Allah SWT tidak pilih kasih dalam mencurahkan kenikmatan dan karuniaNya kepad manusia. Orang yang taat maupun durhaka, semuanya diberi karuniaNya.

Cobalah engkau pikirkan! Berapa banyak kebaikanNya yang dicurahkan kepadamu. Dia (Allah) memeliharamu dari kakafiran melalui ilmu agama (ajaran kebenaran). Dia menjagamu dari bahaya. Dia mengeluarkanmu dari tulang sulbi kedua orangtuamu dlam keadaan muslim. Dia menumbuhkanmu di tengah-tengah saudara sebagai orang beriman, menjadikan lidahmu bisa berbicara dengan sempurna dan menjadikan pula jalan yang engkau tempuh sebagai jalan yang jelas.

Pikirkan lagi! Allah memberimu oksigen dengan cuma-cuma sehingga dirimu bisa bernafas. Allah memberimu kesehatan sehingga dapat menikmati hidup dengan nyaman. Allah memberimu kecerdasan sehingga bisa membedakan sesuatu yang merugikan dan yang menguntungkan. Dia memberimu malam sehingga bisa tidur dengan nyenyak setelah seharian bekerja.

Sesungguhnya banyak sekali kebaikanNya yang telah dilimpahkan kepadamu. Mengapa engkau bersedih hanya karena miskin harta? Besarkanlah hatimu, mesikipun engkau miskin harta tetapi kaya hati.

Jangan berkeluh kesah. Harta kekayaan itu tidak sebanding dengan kenikmatan lainnya yang telah engkau rasakan. Maka bersyukurlah kepada Allah agar kebaikanNya ditambahkan kepadamu.

Jangan bersedih! Hiburlah hatimu dengan mengatakan bahwa engkau adalah orang beriman. Itu sebuah kekayaan yang luar biasa. Sesungguhnya semua manusia di dunia ini fakir dihadapan Allah. Fakir artinya butuh. Mereka butuh kepada Allah.

Allah berfirman, "Wahai manusia, kamulah yang fakir (membutuhkan Allah); dan Allah, Dialah Yang Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu) lagi Maha Terpuji. QS Fathir: 15".
Teruskan Baca..
��