08.18 | Posted in , , ,
Tawakkal kepada Allah merupakan senjata jiwa yang dapat memberikan kekuatan pada yang lemah dan memperbanyak yang sedikit. Inilah senjata yang digunakan para Rasul Allah dalam menghadapi kaum pendurhaka. Keganasan dan penyiksaan thagut-thagut itu tak sedikitpun membuat mereka gentar dan goyang.

Bahkan mereka berucap:
"Mengapa kami tidak bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjuk jalan kepada kami, dan kami akan sungguh-sungguh bersabar atas siksaan-siksaan yang kamu lakukan terhadap kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal dan berserah diri".
(QS Ibrahim:12).

Perngertian tawakkal kepada Allah adalah menjadikan Allah sebagai pelindung (wakil), menyerahkan urusan kepadaNya, dan menjadikanNya sebagai tumpuan dan harapan. Sebagaimana tertera dalam firman Allah: "Dialah Robb masyrik dan maghrib, tiada Tuhan melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung". (QS Al-Muzzammil:8).

Namun, tawakal ini lahir setelah kita menyiapkan seluruh keperluan, menempuh berbagai langkah, bersikap waspada dan mawas diri ke depan. Kemudian pasrah dan yakin bahwa Allah tidak akan membiarkan kita. Makna tawakkal bukan berarti membuang dan mengabaikan usaha,
menanti hasil tanpa menanam, atau tumbuhnya tanaman tanpa diusahan. Makna tawakkal yang sesungguhnya, apa yang dipraktikan oleh NAbi SAW dan Rasul-rasul sebelumnya adalah mengupayakan segala kemungkinan, dan menyerahkan hasil kepada Allah dan dibarengi oleh rasa percaya akan janjiNya dan yakin akan bantuanNya.

Nabi Muhammad SAW mengatur dan menyiapkan segala sesuatunya dalam batas kemampuannya ketika berhijrah ke Madinah. Tapi kaum Musyrikin berhasil juga mengejar beliau ke gua Tsur, tempat beliau berlindung. Sehingga Abu Bakar sempat berkata : "Sekiranya salah seorang mereka menengok ke bawah kakinya, mereka pasti akan melihat kita". Lantas RAsulullah SAW menjawab:
" Yang kamu kira hanya dua, tapi Allah adalah yang ketiga". "Jangan gentar dan berduka cita, sesungguhnya Allah tetap bersama kita". (QS At taubah:40).

Ketika bala tentara Fir'aun mengejar Musa serta kaumnya, laut di depan mereka dan musuh di belakang, Nabi Musa berkata kepada kaumnya:
"Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa :"Sesungguhnya kita benar-benar akan tertangkap". Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Robbku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku". (QS Asy-syu'araa' :61-62).

Betapa butuhnya kita akan keyakinan seperti ini untuk menghadapi anak cucu Fir'aun dan keturunan Abu JAhal. Penuh kepercayaan bahwa Allah bersama kita. Barangsiapa yang disertai Allah maka Dia tidak akan mengabaikannya.

"Jika Allah menolong kamu, maka tak seorangpun yang dapat mengalahkan kamu. Jika Allah berlepas tangan dari kamu, maka siapakah yang mampu menolong kamu sesudah itu (selain dari Allah)? Karena itu, hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin harus bertawakkal". (QS Al Imran:160).
��

Comments

0 responses to "Tawakkal Kepada Allah"